Sejarah Ibadah Sai Ritual Haji dan Umrah

Kyra Linda

Cara Cek Estimasi Keberangkatan Haji, Calon Jemaah Perlu Tahu!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, para pembaca yang budiman! Artikel ini membahas sejarah ibadah Sa’i dalam ritual Haji dan Umrah. Ibadah Sa’i merupakan bagian penting dari rangkaian ibadah Haji dan Umrah. Sa’i dilakukan dengan berjalan kaki atau berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Bukit Shafa terletak dekat dengan Ka’bah. Bukit Marwah berjarak sekitar 450 meter dari Bukit Shafa. Ritual Sa’i mengenang perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail. Siti Hajar berlari-lari antara kedua bukit tersebut sebanyak tujuh kali. Peristiwa ini diabadikan dalam syariat Islam sebagai ibadah Sa’i.

Sejarah Ibadah Sa’i dalam Ritual Haji dan Umrah

Ibadah Sa’i adalah salah satu rukun penting dalam ibadah Haji dan Umrah. Rukun adalah bagian dari ibadah yang jika tidak dilaksanakan, maka ibadahnya tidak sah. Sejarah Sa’i sangat erat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim, istrinya Siti Hajar, dan putranya Nabi Ismail.

Asal Mula Ibadah Sa’i: Kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail, Sejarah Ibadah Sa’i dalam Ritual Haji dan Umrah

Kisah Sa’i bermula ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi ke sebuah lembah yang tandus dan gersang di Mekkah. Setelah menempatkan mereka di sana, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka dengan bekal sedikit air dan kurma.

Tak lama kemudian, persediaan air dan kurma habis. Nabi Ismail kecil menangis kehausan. Siti Hajar panik dan mulai mencari air. Ia berlari-lari antara dua bukit, Shafa dan Marwah, sebanyak tujuh kali, berharap menemukan sumber air untuk menyelamatkan putranya.

Dalam keputusasaannya, Allah SWT mengabulkan doanya. Malaikat Jibril menghentakkan kakinya di tanah, dan memancarlah air dari mata air Zamzam. Siti Hajar sangat bersyukur dan segera memberikan air Zamzam kepada Nabi Ismail.

Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan dalam ibadah Sa’i. Umat Muslim yang melaksanakan Haji dan Umrah meneladani perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, sebagai simbol keteguhan iman, kesabaran, dan tawakal kepada Allah SWT.

Sa’i di Masa Nabi Muhammad SAW

Ibadah Sa’i telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim. Namun, seiring berjalannya waktu, makna dan tata cara Sa’i mengalami perubahan. Pada masa jahiliyah, di sekitar Bukit Shafa dan Marwah terdapat berhala-berhala yang disembah oleh masyarakat Mekkah. Ketika melaksanakan Sa’i, mereka juga menyembah berhala-berhala tersebut.

Setelah Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasulullah, beliau membersihkan Ka’bah dan sekitarnya dari segala bentuk kemusyrikan. Beliau juga mengembalikan ibadah Sa’i kepada tata cara yang benar, sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim. Nabi Muhammad SAW melaksanakan Sa’i sebagai bagian dari ibadah Haji dan Umrahnya, dan beliau mengajarkan kepada para sahabatnya untuk melaksanakan Sa’i dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT.

Perkembangan Sa’i Sepanjang Sejarah Islam

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, ibadah Sa’i terus dilaksanakan oleh umat Muslim dari seluruh dunia yang melaksanakan Haji dan Umrah. Seiring dengan perkembangan zaman, tempat Sa’i mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan untuk menampung jumlah jamaah yang semakin banyak.

Berikut adalah beberapa perkembangan penting dalam sejarah Sa’i:

  1. Masa Awal Islam: Sa’i dilakukan di antara Bukit Shafa dan Marwah dalam kondisi yang sederhana. Kedua bukit tersebut masih berupa bebatuan alami.
  2. Masa Kekhalifahan: Pada masa kekhalifahan, tempat Sa’i mulai diperbaiki dan diperlebar. Namun, kondisinya masih belum senyaman sekarang.
  3. Masa Modern: Pada masa modern, pemerintah Arab Saudi melakukan renovasi besar-besaran terhadap Masjidil Haram, termasuk tempat Sa’i. Tempat Sa’i diperluas, diberi atap, dan dilengkapi dengan fasilitas modern seperti pendingin udara dan eskalator.

Hikmah dan Makna Ibadah Sa’i

Ibadah Sa’i memiliki banyak hikmah dan makna yang mendalam bagi umat Muslim. Di antaranya adalah:

  • Meneladani Keteguhan Iman Siti Hajar: Sa’i mengajarkan kita untuk memiliki keteguhan iman seperti Siti Hajar yang tidak pernah putus asa dalam mencari pertolongan Allah SWT.
  • Menguji Kesabaran dan Tawakal: Sa’i menguji kesabaran dan tawakal kita kepada Allah SWT. Kita harus bersabar dalam menghadapi kesulitan dan selalu bertawakal kepada Allah SWT dalam setiap usaha kita.
  • Mengingat Perjuangan Nabi Ibrahim dan Keluarganya: Sa’i mengingatkan kita akan perjuangan Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam menegakkan agama Allah SWT.
  • Menghilangkan Sifat Sombong dan Takabur: Sa’i mengajarkan kita untuk menghilangkan sifat sombong dan takabur. Kita harus merasa rendah diri di hadapan Allah SWT dan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari-Nya.
  • Mendekatkan Diri kepada Allah SWT: Sa’i merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan Sa’i dengan ikhlas, kita berharap Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amal ibadah kita.
Aspek Deskripsi
Sejarah Berkaitan dengan kisah Siti Hajar mencari air untuk Nabi Ismail.
Rukun Merupakan salah satu rukun penting dalam Haji dan Umrah.
Tata Cara Berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Hikmah Meneladani keteguhan iman, menguji kesabaran, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca. Dengan memahami sejarah dan makna ibadah Sa’i, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Demikianlah pembahasan mengenai sejarah ibadah Sa’i dalam ritual Haji dan Umrah. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan pemahaman kita tentang salah satu rukun penting dalam ibadah tersebut. Terima kasih sudah membaca sampai akhir! Jangan lupa untuk berkunjung kembali, ya. Insya Allah, akan ada artikel-artikel menarik lainnya yang akan kami hadirkan.

Kyra Linda

Suka nulis sejak SMP, dan kini mencoba menulis untuk beberapa blog, semoga bermanfaat

Share:

Related Post